BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan pada masa sekarang ini sangat memegang peranan penting bagi masyarakat dan negara. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia demi kelangsungan masa depannya. Untuk itu pemerintah di Indonesia berusaha mengoptimalkan pendidikan sebagai wahana untuk mencapai kesejahteraan bangsa dan negara. Untuk dapat mencapai kesejahteraan bangsa dan negara diperlukan waktu yang sangat panjang tidak semudah yang dibayangkan dan harus ditata sedemikaian rupa, sehingga tujuan pendidikan dapat berjalan sesuai rencana yaitu dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut merupakan bagian dari tujuan nasional bangsa yang tercantum pada alinea IV Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :
“Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi …” (UUD 1945 Setelah Amandemen kedua tahun 2000, 2001 : 1).
Dalam dunia pendidikan di Indonesia ada dua jenis pendidikan yaitu pendidikan formal dan nonformal. Dalam pendidikan tersebut terdapat proses atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru terhadap peserta didik. Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan proses pentransferan ilmu dari seorang guru terhadap peserta didik, atau yang sering dikenal dengan belajar dan mengajar. Antara belajar dan mengajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Artinya dalam kegiatan pembelajaran belajar mengacu kepada kegiatan peserta didik, sedangkan mengajar mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh guru. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan untuk mengubah seseorang. Perubahan tersebut berarti usaha mengubah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman sikap, keterampilan, kecakapan, dan aspek-aspek lainnya. Untuk Itu belajar merupaka suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991:78).
Sebagai seorang pendidik seharusnya menyadari apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang efektif di dalam proses pembelajaran supaya pembelajaran mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini tugas seorang guru berusaha menciptakan susana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Biasanya suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan akan banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1996: 43)
Untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, bermakna, dan menumbuhkan semangat dalam belajar maka seorang guru harus bisa mengorganisasikan proses pembelajaran yang baik. Salah satunya yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan (Sunhaji, 2011: 1). Kaitannya dengan hal ini khususnya pada mata pelajaran matematika.
Matematika menurut Ruseffendi (1991) adalah bahasa simbol. Matematika disebut ilmu deduktif, sebab dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada observasi, eksperimen, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuan umum (Ibrahim dan Suparni, 2009: 2). Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, pembagian, penjumlahan, pengurangan dan lain sebagainya. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) (Masnur, 2007: 221).
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib, mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, hierarkis, dan logis. Untuk itu ciri keabstrakan matematika dan beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak peserta didik yang kurang tertarik terhadap matematika dan manjadi hantu yang menakutkan bagi peserta didik.
Untuk menambah kualitas pembelajaran matematika tidak semudah yang dibayangkan, hal tersebut memerlukan proses panjang. Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang guru yaitu dengan meningkatkan kualitas dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya meningkatkan bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik, sehingga mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Keterpaduan antara konsep belajar dan konsep mengajar melahirkan konsep baru yang disebut proses belajar mengajar, atau dalam istilah lain disebut proses pembelajaran (Anissatul Mufarrokah, 2009: 25)
Keberhasilan pembelajaran matematika banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang berasal dari siswa itu sendiri maupun faktor yang dipengaruhi oleh guru yang kurang memahami arti penting ketepatan memberi materi dan penggunaan strategi yang tepat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Anissatul Mufarrokah, 2009: 36). Untuk itu seorang guru harus memiliki wawasan tentang strategi pembelajaran. Nana Sudjana mengatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sunhaji, 2009: 1)
Dengan demikian, seorang guru dituntut untuk profesional dalam memilih strategi dan seorang guru juga dituntut untuk memiliki wawasan yang luas mengenai strategi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Seperti dalam strategi peer lessons yang merupakan strategi yang sering digunakan oleh sebagian guru agar pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif,dan menyenangkan, salah satunya adalah strategi peer lessons.
Strategi peer lessons ini baik digunakan untuk menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya. Strategi ini akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas ( Hisyam Zaini dkk, 2008: 62)
Dari hasil observasi pada tanggal 19 Maret 2012 yang peneliti lakukan di MI Islamiyah Babakan diperoleh hasil bahwa guru MI Islamiyah Babakan khususnya di kelas VI sudah menerapkan starategi peer lessons dalam pembelajara matematika. Menurut guru kelas VI dengan menerapkan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika siswa akan menjadi aktif, pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan, dan akan membantu sekali terhadap siswa yang belum paham terhadap materi pelajaran. Menurutnya strategi ini telah diterapkan selama kurang lebih dua tahun yang lalu (wawancara dengan bapak Solehudin Apandi selaku guru kelas VI).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menjadikan penelitian dengan judul ”Penerapan Strategi Peer Lessons Dalam Pembelajaran Matematika pada Kelas VI Di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memudahkan pemahaman terhadap skripsi ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Penerapan
Penerapan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa para ahli penerapan berupa perbuatan mempraktekan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu perbuatan mempraktekan teori khususnya dalam menerapkan strategi peer lessons yang diterapkan oleh guru kelas VI dalam pemebelajaran matematika pada materi akar pangkat tiga suatu bilangan, menghitung luas daerah segi banyak, luas lingkaran dan bangun ruang di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun pelajaran 2012/2013
2. Strategi Peer Lessons
Strategi Peer Lessons adalah bagian dari strategi pembelajaran aktif dimana siswa yang paham membantu siswa yang belum paham artinya dalam strategi ini merupakan belajar dari teman, khususnya dalam pembelajaran matematika kelas VI MI Islamiyah Babakan.
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah teknik penyajian bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien sehingga pada setiap siswa mengalami perubahan sebagai hasil dari pengalaman yang dialaminya. Dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (Udin S, Winataputra, dkk. 2007: 1.20).
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, satuan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisia, dan geometri. Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Gatot Muhsetyo, 2007: 1.26)
Dengan demikian pembelajaran matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika yang merupakan salah satu mata pelajaran di MI Islamiyah Babakan, dan dengan pembelajaran tersebut nantinya peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar tentang matematika yang telah iya pelajari.
4. Siswa Kelas VI MI Islamyah Babakan
Siswa di sini adalah peserta didik yang bersekolah di MI Islamiyah Babakan yang merupakan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan setelah jenjang taman kanak-kanak. Di mana MI Islamiyah Babakan adalah salah satu lembaga formal di bawah naungan sebuah yayasan Sunan GunungJati.
Dengan demikian, dari definisi operasional yang peneliti maksud dalam skripsi ini yaitu penelitian tentang strategi pembelajaran aktif yang menitik beratkan pada panerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru, pada kelas VI khususnya pada materi akar pangkat tiga suatu bilangan, menghitung luas daerah segi banyak, luas lingkaran dan bangun ruang di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana Penerapan Strategi Peer Lessons dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas VI Di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013?”
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui bagaimana penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dilakukan oleh guru kelas VI pada mata pelajaran matamatika dalam proses belajar mengajarnya.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan tenetang penerapan strategi Peer Lessons dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VI di MI Islamiyah Babakan.
b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Sebagai bahan infiormasi ilmiah bagi lembaga pendidikan yang ada mengenai strategi pembelajaran matematika.
d. Sebagai sumbangan penulis dalam rangka menambah khasanah pustaka STAIN Purwokerto
E. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian tentang penerapan, penggunaan maupun implementasi strategi dalam pembelajaran bukanlah hal yang pertama, melainkan telah banyak dilakukan penelitian serupa di berbagai sekolah/madrasah.Oleh karna itu penulis terlebih dahulu mempelajari buku maupun skripsi yang ada kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan, sekiranya dapat dijadikan referensi atau bahan rujukan.
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan diantaranya yaitu mengenai pembelajaran matematika yang dilakukan oleh Armiyanto (2011) yang berjudul “Penerapan Metode Drill Dalam Pembelajaran Matematika Di MI Guppi Karangnangka Mrebet Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan, dalam penelitian ini lebih membahas tentang bagaimana guru dalam menerapkan metode drill dalam Pembelajaran Matematika pada kelas III materi perkalian dan hasil penelitiannya menerangkan bahwa pembelajaran dengan metode drill dapat membantu siswa.
Sementara dalam skripsi lain pada penelitian yang dilakukan oleh Freddy Widya Ariesta (2011) yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Strategi Peer Lessons Dengan Media Ular Tangga Pada Siswa Kelas IV SD Negri Pakintelan 03 Kota Semarang”. Penelitian tersebut menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi peer lessons dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS dan hasil penelitiannya menerangkan bahwa dengan strategi peer lessons dengan media ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 80% dengan melakukan tiga siklus.
Dari beberapa penelitian tersebut di atas dengan penelitian yang penulis lakukan terdapat hubungan atau kesamaan antara lain pada skripsi Armiyanto yaitu sama-sama menggunakan penelitian lapangan dan dengan materi yang sama yaitu matematika, sedangkan dalam skripsi saudari Freddy Widya Ariesta sama-sama membahas tentang strategi peer lessons.
Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yang berjudul “Penerapan Srtategi Peer Lessons Dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas VI Di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013” lebih membahas tentang bagaimana guru dalam menerapkan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika pada kelas VI di MI Islamiyah Babakan
Dengan demikian penelitian yang akan peneliti lakukan mempunyai perbedaan dengan penelitian yang ditulis oleh saudara Armiyanto yaitu pada penerapan metode drill, sedangkan dari saudara Freddy Widya Ariesta mempunyai perbedaan pada jenis penelitian dan mata pelajaran yakni jenis penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPS.
F. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metodologi penelitian juga merupakan elemen penting untuk menjaga reliabilitas dan validitas hasil penelitian (Burhan Bungin, 2006: 64). Dalam hal ini artinya sebagai upaya untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menetukan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan/field research bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2009: 15).
Sesuai dengan wilayah yang akan diteliti maka penelitian lapangan ini menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dilakukan adalah di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. MI Islamiyah Babakan sudah menerapkan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika.
b. Belum adanya penelitian yang serupa dengan yang penulis teliti.
c. Kepala sekolah MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang peneliti lakukan adalah penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika.
4. Subyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini dalam penelitian ini yaitu sebegai berikut:
a. Guru Matematika Kelas VI
Guru Matematika di sini yaitu guru kelas VI yang merupakan pihak terkait dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika, untuk itu dari guru Matematika akan diperoleh data mengenai gambaran pelaksanaan penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran Matematika di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap.
b. Kepala Madrasah
Melalui kepala sekolah diharapkan dapat memperoleh data yang berkaitan dengan gambaran umum MI Islamiyah Babakan yang meliputi sejarah berdiri dan letak geografis.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila diresponden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono, 2009: 203). Observasi sebagai alat pengumpulan data ini banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Ahmad Tanjeh, 2009: 58).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi terstruktur dimana observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Teknik yang digunakan ini membantu peneliti untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan pelaksanaan penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika khususnya pada siswa kelas VI MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2009:194). Selain itu wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Ifadah Novikasari&Mutijah, 2010: 190).
Sementara dalam penelitian ini wawancara yang peneliti gunakan yaitu dengan menggunakan wawancara terstruktur. Teknik wawancara ini digunakan peneliti untuk pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan menggunakan instrument pertanyaan yang telah peneliti siapkan yaitu tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada seperti yang bersangkutan dengan pembelajaran. Tanya jawab dilakukan baik dengan kepala sekolah, guru kelas VI yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan pendidikan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009: 329).
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang dianggap relavan dalam penelitian ini meliputi keadaan guru, struktur organisasi, keadaan siswa, daftar nilai, dan sebagainya.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dialukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2009:336).
Sesuai data yang diperoleh maka peneliti menggunakan analisa data secara data secara kualitatif. Analisis Data Kualitatif menurut (Bogdan &Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Lexy J. Moleong, 2008: 248).
Adapun kerangka berfikir yang penulis gunakan yaitu dengan menggunakan:
a. Reduksi Data
Dalam memperoleh data dalam suatu penelitian di lapangan pastilah akan memerlukan banyak data-data, baik itu data-data yang penting maupun data yang kurang penting tetapi masih berhubungan dengan penelitian.
Seperti yang akan peneliti lakukan dalam penelitian lapangan ini, peneliti menggunakan cara reduksi untuk mengumpulkan data-data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mempfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2009:338).
b. Data Display
Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian kualitatif, sehingga untuk dapat menyajikan data dapat peneliti lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, sehingga setelah peneliti mampu mereduksi data ke dalam huruf besar, huruf kecil, dan angka, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam mendisplay data. huruf besar, huruf kecil dan angka disusun kedalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami (Sugiyono, 2009:341).
c. Conclusion Drawing / verification
Pada tahap ini merupakan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini yang nantinya akan menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2009: 345).
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Di dalam sistematika penulisan skripsi ini ada tiga bagian yaitu: bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Pada bagian awal, skripsi terdiri dari halaman judul, halaman keaslian, halaman nota dinas pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
Bagian isi skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari bab I sampai V, yaitu:
Bab I, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, tentang Strategi Peer Lessons dalam Pembelajaran Matematika yang berisi empat pembahasan, yang pertaman adalah pembahasan tentang strategi peer lessons yang meliputi pengertian strategi peer lessons, kelebihan peer lessons, kelemahan strategi peer lessons dan langkah-langkah strategi peer lessons. Yang kedua mengenai pembahasan tentang pembelajaran matematika yang meliputi pengertian pembelajaran matematika, fungsi matematika, dan tujuan pembelajaran matematika. Kemudian yang ketiga mengenai karakteristik siswa kelas VI dan yang keempat mengenai strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika.
Bab III, tentang gambaran umum MI Islamiyah Babakan yang meliputi sejarah berdirinya, letak goegrafis, keadaan guru dan siswa, struktur organisasi, visi dan misi sekolah, sarana prasarana dan deskripsi umum pembelajaran matematika di MI Islamiyah Babakan.
Bab IV, Penyajian dan Analisis Data, dalam bab ini mebahas tentang penyajian data dan analisis data mengenai penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika pada kelas VI MI Islamiyah Babakan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
Bab V, penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.Dan pada bagian akhir penyusunan skripsi ini meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.
<-- diteoh artikel -->
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan pada masa sekarang ini sangat memegang peranan penting bagi masyarakat dan negara. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia demi kelangsungan masa depannya. Untuk itu pemerintah di Indonesia berusaha mengoptimalkan pendidikan sebagai wahana untuk mencapai kesejahteraan bangsa dan negara. Untuk dapat mencapai kesejahteraan bangsa dan negara diperlukan waktu yang sangat panjang tidak semudah yang dibayangkan dan harus ditata sedemikaian rupa, sehingga tujuan pendidikan dapat berjalan sesuai rencana yaitu dapat mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut merupakan bagian dari tujuan nasional bangsa yang tercantum pada alinea IV Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi :
“Kemudian dari pada itu, untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi …” (UUD 1945 Setelah Amandemen kedua tahun 2000, 2001 : 1).
Dalam dunia pendidikan di Indonesia ada dua jenis pendidikan yaitu pendidikan formal dan nonformal. Dalam pendidikan tersebut terdapat proses atau kegiatan pembelajaran yang dilakukan seorang guru terhadap peserta didik. Kegiatan pembelajaran tersebut merupakan proses pentransferan ilmu dari seorang guru terhadap peserta didik, atau yang sering dikenal dengan belajar dan mengajar. Antara belajar dan mengajar merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran. Artinya dalam kegiatan pembelajaran belajar mengacu kepada kegiatan peserta didik, sedangkan mengajar mengacu kepada kegiatan yang dilakukan oleh guru. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar.
Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan untuk mengubah seseorang. Perubahan tersebut berarti usaha mengubah tingkah laku, pengetahuan, pemahaman sikap, keterampilan, kecakapan, dan aspek-aspek lainnya. Untuk Itu belajar merupaka suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 1991:78).
Sebagai seorang pendidik seharusnya menyadari apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan suasana belajar yang efektif di dalam proses pembelajaran supaya pembelajaran mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini tugas seorang guru berusaha menciptakan susana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Biasanya suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan akan banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1996: 43)
Untuk dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, bermakna, dan menumbuhkan semangat dalam belajar maka seorang guru harus bisa mengorganisasikan proses pembelajaran yang baik. Salah satunya yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan (Sunhaji, 2011: 1). Kaitannya dengan hal ini khususnya pada mata pelajaran matematika.
Matematika menurut Ruseffendi (1991) adalah bahasa simbol. Matematika disebut ilmu deduktif, sebab dalam matematika tidak menerima generalisasi yang berdasarkan pada observasi, eksperimen, coba-coba (induktif) seperti halnya ilmu pengetahuan alam dan ilmu-ilmu pengetahuan umum (Ibrahim dan Suparni, 2009: 2). Matematika berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, pembagian, penjumlahan, pengurangan dan lain sebagainya. Matematika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) (Masnur, 2007: 221).
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran wajib, mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, hierarkis, dan logis. Untuk itu ciri keabstrakan matematika dan beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan pada akhirnya banyak peserta didik yang kurang tertarik terhadap matematika dan manjadi hantu yang menakutkan bagi peserta didik.
Untuk menambah kualitas pembelajaran matematika tidak semudah yang dibayangkan, hal tersebut memerlukan proses panjang. Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang guru yaitu dengan meningkatkan kualitas dalam kegiatan pembelajaran. Tentunya meningkatkan bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik, sehingga mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Keterpaduan antara konsep belajar dan konsep mengajar melahirkan konsep baru yang disebut proses belajar mengajar, atau dalam istilah lain disebut proses pembelajaran (Anissatul Mufarrokah, 2009: 25)
Keberhasilan pembelajaran matematika banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu yang berasal dari siswa itu sendiri maupun faktor yang dipengaruhi oleh guru yang kurang memahami arti penting ketepatan memberi materi dan penggunaan strategi yang tepat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi berarti rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Anissatul Mufarrokah, 2009: 36). Untuk itu seorang guru harus memiliki wawasan tentang strategi pembelajaran. Nana Sudjana mengatakan bahwa strategi belajar mengajar merupakan tindakan guru dalam menggunakan beberapa variabel pengajaran (tujuan, metode, alat, serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Sunhaji, 2009: 1)
Dengan demikian, seorang guru dituntut untuk profesional dalam memilih strategi dan seorang guru juga dituntut untuk memiliki wawasan yang luas mengenai strategi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Seperti dalam strategi peer lessons yang merupakan strategi yang sering digunakan oleh sebagian guru agar pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif,dan menyenangkan, salah satunya adalah strategi peer lessons.
Strategi peer lessons ini baik digunakan untuk menggairahkan kemauan peserta didik untuk mengajarkan materi kepada temannya. Strategi ini akan sangat membantu peserta didik di dalam mengajarkan materi kepada teman-teman sekelas ( Hisyam Zaini dkk, 2008: 62)
Dari hasil observasi pada tanggal 19 Maret 2012 yang peneliti lakukan di MI Islamiyah Babakan diperoleh hasil bahwa guru MI Islamiyah Babakan khususnya di kelas VI sudah menerapkan starategi peer lessons dalam pembelajara matematika. Menurut guru kelas VI dengan menerapkan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika siswa akan menjadi aktif, pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan, dan akan membantu sekali terhadap siswa yang belum paham terhadap materi pelajaran. Menurutnya strategi ini telah diterapkan selama kurang lebih dua tahun yang lalu (wawancara dengan bapak Solehudin Apandi selaku guru kelas VI).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menjadikan penelitian dengan judul ”Penerapan Strategi Peer Lessons Dalam Pembelajaran Matematika pada Kelas VI Di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk memudahkan pemahaman terhadap skripsi ini, maka peneliti perlu memberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Penerapan
Penerapan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa para ahli penerapan berupa perbuatan mempraktekan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu.
Sementara penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu perbuatan mempraktekan teori khususnya dalam menerapkan strategi peer lessons yang diterapkan oleh guru kelas VI dalam pemebelajaran matematika pada materi akar pangkat tiga suatu bilangan, menghitung luas daerah segi banyak, luas lingkaran dan bangun ruang di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun pelajaran 2012/2013
2. Strategi Peer Lessons
Strategi Peer Lessons adalah bagian dari strategi pembelajaran aktif dimana siswa yang paham membantu siswa yang belum paham artinya dalam strategi ini merupakan belajar dari teman, khususnya dalam pembelajaran matematika kelas VI MI Islamiyah Babakan.
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah teknik penyajian bahan pelajaran terhadap siswa agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien sehingga pada setiap siswa mengalami perubahan sebagai hasil dari pengalaman yang dialaminya. Dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (Udin S, Winataputra, dkk. 2007: 1.20).
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, satuan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisia, dan geometri. Sedangkan pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Gatot Muhsetyo, 2007: 1.26)
Dengan demikian pembelajaran matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika yang merupakan salah satu mata pelajaran di MI Islamiyah Babakan, dan dengan pembelajaran tersebut nantinya peserta didik akan mendapatkan pengalaman belajar tentang matematika yang telah iya pelajari.
4. Siswa Kelas VI MI Islamyah Babakan
Siswa di sini adalah peserta didik yang bersekolah di MI Islamiyah Babakan yang merupakan jalur pendidikan formal yang diselenggarakan setelah jenjang taman kanak-kanak. Di mana MI Islamiyah Babakan adalah salah satu lembaga formal di bawah naungan sebuah yayasan Sunan GunungJati.
Dengan demikian, dari definisi operasional yang peneliti maksud dalam skripsi ini yaitu penelitian tentang strategi pembelajaran aktif yang menitik beratkan pada panerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru, pada kelas VI khususnya pada materi akar pangkat tiga suatu bilangan, menghitung luas daerah segi banyak, luas lingkaran dan bangun ruang di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana Penerapan Strategi Peer Lessons dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas VI Di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013?”
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui bagaimana penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dilakukan oleh guru kelas VI pada mata pelajaran matamatika dalam proses belajar mengajarnya.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan pengetahuan tenetang penerapan strategi Peer Lessons dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VI di MI Islamiyah Babakan.
b. Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan pengembangan ilmu pengetahuan.
c. Sebagai bahan infiormasi ilmiah bagi lembaga pendidikan yang ada mengenai strategi pembelajaran matematika.
d. Sebagai sumbangan penulis dalam rangka menambah khasanah pustaka STAIN Purwokerto
E. KAJIAN PUSTAKA
Penelitian tentang penerapan, penggunaan maupun implementasi strategi dalam pembelajaran bukanlah hal yang pertama, melainkan telah banyak dilakukan penelitian serupa di berbagai sekolah/madrasah.Oleh karna itu penulis terlebih dahulu mempelajari buku maupun skripsi yang ada kaitannya dengan penelitian yang penulis lakukan, sekiranya dapat dijadikan referensi atau bahan rujukan.
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan yang berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan diantaranya yaitu mengenai pembelajaran matematika yang dilakukan oleh Armiyanto (2011) yang berjudul “Penerapan Metode Drill Dalam Pembelajaran Matematika Di MI Guppi Karangnangka Mrebet Purbalingga Tahun Pelajaran 2011/2012. Penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan, dalam penelitian ini lebih membahas tentang bagaimana guru dalam menerapkan metode drill dalam Pembelajaran Matematika pada kelas III materi perkalian dan hasil penelitiannya menerangkan bahwa pembelajaran dengan metode drill dapat membantu siswa.
Sementara dalam skripsi lain pada penelitian yang dilakukan oleh Freddy Widya Ariesta (2011) yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Strategi Peer Lessons Dengan Media Ular Tangga Pada Siswa Kelas IV SD Negri Pakintelan 03 Kota Semarang”. Penelitian tersebut menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan strategi peer lessons dalam meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS dan hasil penelitiannya menerangkan bahwa dengan strategi peer lessons dengan media ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika sebesar 80% dengan melakukan tiga siklus.
Dari beberapa penelitian tersebut di atas dengan penelitian yang penulis lakukan terdapat hubungan atau kesamaan antara lain pada skripsi Armiyanto yaitu sama-sama menggunakan penelitian lapangan dan dengan materi yang sama yaitu matematika, sedangkan dalam skripsi saudari Freddy Widya Ariesta sama-sama membahas tentang strategi peer lessons.
Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan yang berjudul “Penerapan Srtategi Peer Lessons Dalam Pembelajaran Matematika Pada Kelas VI Di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013” lebih membahas tentang bagaimana guru dalam menerapkan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika pada kelas VI di MI Islamiyah Babakan
Dengan demikian penelitian yang akan peneliti lakukan mempunyai perbedaan dengan penelitian yang ditulis oleh saudara Armiyanto yaitu pada penerapan metode drill, sedangkan dari saudara Freddy Widya Ariesta mempunyai perbedaan pada jenis penelitian dan mata pelajaran yakni jenis penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran IPS.
F. METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metodologi penelitian juga merupakan elemen penting untuk menjaga reliabilitas dan validitas hasil penelitian (Burhan Bungin, 2006: 64). Dalam hal ini artinya sebagai upaya untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menetukan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan/field research bersifat kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (Sugiyono, 2009: 15).
Sesuai dengan wilayah yang akan diteliti maka penelitian lapangan ini menggunakan pendekatan kualitatif.
2. Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian yang dilakukan adalah di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. MI Islamiyah Babakan sudah menerapkan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika.
b. Belum adanya penelitian yang serupa dengan yang penulis teliti.
c. Kepala sekolah MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian yang peneliti lakukan adalah penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika.
4. Subyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini dalam penelitian ini yaitu sebegai berikut:
a. Guru Matematika Kelas VI
Guru Matematika di sini yaitu guru kelas VI yang merupakan pihak terkait dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika, untuk itu dari guru Matematika akan diperoleh data mengenai gambaran pelaksanaan penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran Matematika di MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap.
b. Kepala Madrasah
Melalui kepala sekolah diharapkan dapat memperoleh data yang berkaitan dengan gambaran umum MI Islamiyah Babakan yang meliputi sejarah berdiri dan letak geografis.
5. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila diresponden yang diamati tidak terlalu besar. (Sugiyono, 2009: 203). Observasi sebagai alat pengumpulan data ini banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku atau pun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Ahmad Tanjeh, 2009: 58).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi terstruktur dimana observasi telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Teknik yang digunakan ini membantu peneliti untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan pelaksanaan penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika khususnya pada siswa kelas VI MI Islamiyah Babakan Kecamatan Karangpucung Kabupaten Cilacap.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2009:194). Selain itu wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Ifadah Novikasari&Mutijah, 2010: 190).
Sementara dalam penelitian ini wawancara yang peneliti gunakan yaitu dengan menggunakan wawancara terstruktur. Teknik wawancara ini digunakan peneliti untuk pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan menggunakan instrument pertanyaan yang telah peneliti siapkan yaitu tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang ada seperti yang bersangkutan dengan pembelajaran. Tanya jawab dilakukan baik dengan kepala sekolah, guru kelas VI yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan pendidikan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009: 329).
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang dianggap relavan dalam penelitian ini meliputi keadaan guru, struktur organisasi, keadaan siswa, daftar nilai, dan sebagainya.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dialukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data (Sugiyono, 2009:336).
Sesuai data yang diperoleh maka peneliti menggunakan analisa data secara data secara kualitatif. Analisis Data Kualitatif menurut (Bogdan &Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Lexy J. Moleong, 2008: 248).
Adapun kerangka berfikir yang penulis gunakan yaitu dengan menggunakan:
a. Reduksi Data
Dalam memperoleh data dalam suatu penelitian di lapangan pastilah akan memerlukan banyak data-data, baik itu data-data yang penting maupun data yang kurang penting tetapi masih berhubungan dengan penelitian.
Seperti yang akan peneliti lakukan dalam penelitian lapangan ini, peneliti menggunakan cara reduksi untuk mengumpulkan data-data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mempfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2009:338).
b. Data Display
Penelitian yang peneliti lakukan merupakan penelitian kualitatif, sehingga untuk dapat menyajikan data dapat peneliti lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, sehingga setelah peneliti mampu mereduksi data ke dalam huruf besar, huruf kecil, dan angka, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam mendisplay data. huruf besar, huruf kecil dan angka disusun kedalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami (Sugiyono, 2009:341).
c. Conclusion Drawing / verification
Pada tahap ini merupakan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ini yang nantinya akan menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2009: 345).
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Di dalam sistematika penulisan skripsi ini ada tiga bagian yaitu: bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
Pada bagian awal, skripsi terdiri dari halaman judul, halaman keaslian, halaman nota dinas pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
Bagian isi skripsi memuat pokok-pokok permasalahan yang terdiri dari bab I sampai V, yaitu:
Bab I, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II, tentang Strategi Peer Lessons dalam Pembelajaran Matematika yang berisi empat pembahasan, yang pertaman adalah pembahasan tentang strategi peer lessons yang meliputi pengertian strategi peer lessons, kelebihan peer lessons, kelemahan strategi peer lessons dan langkah-langkah strategi peer lessons. Yang kedua mengenai pembahasan tentang pembelajaran matematika yang meliputi pengertian pembelajaran matematika, fungsi matematika, dan tujuan pembelajaran matematika. Kemudian yang ketiga mengenai karakteristik siswa kelas VI dan yang keempat mengenai strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika.
Bab III, tentang gambaran umum MI Islamiyah Babakan yang meliputi sejarah berdirinya, letak goegrafis, keadaan guru dan siswa, struktur organisasi, visi dan misi sekolah, sarana prasarana dan deskripsi umum pembelajaran matematika di MI Islamiyah Babakan.
Bab IV, Penyajian dan Analisis Data, dalam bab ini mebahas tentang penyajian data dan analisis data mengenai penerapan strategi peer lessons dalam pembelajaran matematika pada kelas VI MI Islamiyah Babakan Kecamatan Cimanggu Kabupaten Cilacap.
Bab V, penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan kata penutup.Dan pada bagian akhir penyusunan skripsi ini meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.
0 Response to "Skripsi Tentang Penerapan Strategi Peer Lesson Dalam Pembelajaran Matematika di MI Islamiyah"
Post a Comment